Mengintip Gaya Hidup Remaja Putri Islam di Amerika

DI DALAM sebuah ruangan di the Islamic Association of Raleigh. AS. sejumlah remaja muslimah duduk melingkar sambil mendiskusikan masalah kesehariannya. Kali ini mereka berkeluh betapa beratnya

mengenakanjil-bab di sebuah negara yang masih melihatjilbab sebagai simbol radikalisme. Mereka harus menghadapi sejumlah pertanyaan dari orang luar mengenal alasan mereka berjilbab Apakah kepaiami botak?""Udara sekarang seperti 100 derajat F. apakali kcwiu tidak kepanasan?""Apakali kamijuga mengenakan penutup kepala saal Udin?"Apakalx ketika kamu mandi masli mengenakan jilbab?"

Pertanyaan itulah yang inereka bicarakan, dan sepintas memang terkesan kejam tapi sekaligus menggelikan. Kedatangan dua mahasisiU dari Duke University. dlNorUiCaToUna.ArnenkaSerikal yang belajar Islam membuat mereka bersemangat untuk menuturkan sejumlah kesalali pahaman yang harus diluruskan terkait jilbab.Ini sebuah penggalan besar dalam kehidupan mereka, dan selama ini mereka tidak mempunyai kesempatan untuk berbagi pengalaman pahitnya, "kala Betsy Bourassa. seorang malwsiswl CXjkeyangmewawancamireniaja muslimah sekaligus mendampingi mereka dalam sejumlah aktifitas.

Sebanyak 15 mahasiswi Duke yang tergabung dukun kelas Islam dan Media membuat proyek multimedia yang memotret Ixtgai-mana mereka memandang diri-nya dan bagaimana arang kan melihat mereka. Dua orang di antaranya menebli isu yang melekat padaremqjaputriMuslimdisana. yaitu persoalan jilbab.Al-Quran mengatur perempuan untuk menjaga perilakunya dalam berpakaian, namun penafsiran saal aural, mempunyai beragam penafsiran. DI Arab Saudi hal itu ditafsirkan agar perempuan mengenakan semacam alxiya dan menutup semuabagian tubuh kecuali mata Seba-Hknya di Turki, bahkan jilbab malah dHorong, dan pegawai negeri perempuan tidak diperbolehkan mengenakannya.

Di Perkumpulan Islam Raleigh mereka memilih perlambatan jalan tengal). Perempuan harus menutupi auratnya yang terdiri badan, kepala, dan kakinya selama menjalankan ibadah. Remaja yang belajar di Sekolah Al-Iman yang dekat dengan masjid Juga diwajibkan berjilbab, namun tidak semua yang shalat di masjid menutup kepalanya didalam kesehariannya.

Sebuah pilihan

KESAN umum di negara Barat mereka yang mengenakan Jilbab adalah sebuah paksa, itulah kesan yang ingin dihilangkan olehremqja-rcmaja putri di sana.Sebenarnya, mengenakan jilbab adalah pCHian prihadi yang tckili ditimbang selama bertahun-tahun. "Saija tidak penyaji dipaksa untuk mengenakaiuuia." kata siswi BrouglitaiHiglxScltoolNkln AHani 16 yang mengaku mukti uyengenakannya setelah menunaikan Oxidah haji Seperti remaja pada umunya. iWla menganggap, jilbab adalah urusan antara dia aan Till inn. dia berlyarap untuk tetap Uunpd mo-dis aan remaja putra bisa meng- hormati pilihannya,

Nida tetap tidak kehilangan sentulian kcanggunannya untuk bisa tampil unik, dia memakai cetak dan hidungnya digantungi anting. Tetap tampil modisNAMUN Bourassa daix Shyu menen aikan sesuatu yang seperti remaja putri kiutm/ri ketika mereka menemani belanja di Crab-tree Valley Matt, mereka tidak ketinggalan mode yang lagi ngct rena.

Mereka menyukaijins yang ketat clan V-neck, serta model pinggang seperti pada umumnya re-majciAS Aferefcn /lanya berupaya menyesuaikan Icel Bca mereka tampil di ruang publik. Mereka akan mengenakan gaun selutut dipadukan dengan celana Jins, dan sepasang penutup tangan pada kaus ketatnya,Jillxtb di sana Juga beragam, tengok saja Nida yang mengenakan jilbab yang menutupi seUnil\ rambut dan leher dan kupingnya. Rlda Fatima. 17, pelajar SMA di Broughton mengenakan jilbab yang tampak lehernya sdiingga kadang-kadang rambutnya terlihat

Mereka tampak menikmafl hidupnya, serta mempunyai rasa solidaritas yang tinggi dengan sesamanya, balikan mereka rela meninggalkan acara sekdalnuja untuk sebuah acara tari khusus putri dalam rangka penggalangan dana klinik Muslimah.Mereka mengenakan gaun pesta yang seharusnya dipakai untuk acam sekolahnya, namun karena alasan ingin menjauh dart interaksi dengan takHakt mereka memilih pesta ini mereka tetap bisa menikmati pestanya, ber-dansa dan menikmati, musik Arab dan Inggris hingga lamt malam.Gambaran remaja putri Muslim di AS lebih kompleks dari yang dibayangkan Shyu. (rid)

0 Response to "Mengintip Gaya Hidup Remaja Putri Islam di Amerika"

Posting Komentar

photo2