Islam versus biang teroris dunia

Ayah…!! Kata mereka kau penjahat
Padahal sebenarnya engkau bukan penjahat
Ayah…!! Mengapa mereka jauhkan aku darimu
Mereka menangkapmu tanpa memberi kesempatan
Untuk menciumku meskipun hanya sekali
Atau mengusap air mata ibu
Ibu…!! Aku melihat air mata di kelopak matamu setiap pagi
Apakah Palestina tidak berhak diberi pengorbanan…??
Setiap hari aku bertanya pada matahari
Ibu, apakah Ayah akan kembali pada suatu hari
Ataukah dia akan pergi selamanya
Sampai hari Qiamat
Atau dia akan mengusap air mata Ibu
Yang terus menetes setiap hari...??
Wahai ayah, dimanakah engkau...??
Oh.... bayi-bayi yang dijajah
Kini telah datang hari raya baru
Setelah hari raya tahun lalu
Dan bayi baru pun terlahir
Sesudah bayi yang itu
Dan para syuhada berguguran setelah gugurnya
Syahid yang lalu
Sedang Ayah masih disembunyikan di sebalik jeruji besi
Dalam sel mengerikan yang tidak layak di huni manusia
Mana hari kemenangan dan kehancuran penjara-penjara besi itu…???
Malulah kalian….malulah kalian….malulah kalian
Aku ingin ayah pulang…aku ingin ayah pulang…aku ingin ayah pulang
(Puisi Anak Palestina)
Jeritan seorang anak yang tertuang dalam puisi di atas mungkin telah menggambarkan bagi kita, bagaimana penderitaaan yang dialami oleh saudara-saudara kita di negeri yang mulia, Palestina. Betapa segudang cita-cita dan harapan mereka, buyar ditelan penderitaan. Masa remaja yang penuh keindahan untuk memupuk harapan dan menyiapkan kehidupan di masa depan, harus mereka hadapi dengan perlawanan terhadap para penjajah Yahudi. Tidak ada istilah berleha-leha bagi kamus pemuda Palestina. Bagi mereka tidak ada istilah bersenda gurau dan hura-hura seperti pemuda di negeri ini. Setiap detiknya mereka harus berhadapan dengan peluru senapan, yang siap memberondong mereka. Sungguh sangat menyakitkan.

Tetapi dibalik penderitaan tersebut, remaja Palestina bukanlah remaja sembarangan. Mereka adalah para pemuda gagah. Anak-anaknya sudah mengerti apa yang semestinya mereka lakukan dalam menghadapi penjajah Yahudi. Walaupun dengan senjata batu dan ketepel, mereka dengan gagah berdiri di hadapan tank-tank Yahudi. Kegagahan mereka mengalahkan jutaan tentara-tentara kaum muslim di dunia ini. Kita tentu ingat seorang bocah bernama Faris ‘Audah atau Muhammad al-Dura. Faris seorang bocah berumur 14 tahun yang dengan berani berdiri di hadapan tank Penjajah dengan kekuatan imannya dia melemparkan batu di hadapan Yahudi tersebut tanpa merasa takut. Dia tidak takut mati. Hingga akhirnya ia menjadi bagian dari sederetan para syuhada. Subhaanallah.

Bagaimana dengan remaja kita. Sungguh lebih menyakitkan lagi. Di kala saudara-saudara mereka sebaya di Palestin harus berahadapan dengan para Yahudi, di sini justru sebaliknya. Gaya kehidupan Yahudi justru menjadi kebanggaan. Sungguh sangat jauh berbeda, antara kita dengan ramaja Palestina. Padahal, remaja Palestin sama dengan kita. Mereka adalah saudara-saudara kita. Bukankah Islam menerangkan bahwa “Muslim satu adalah saudara bagi muslim yang lainnya.” Kita dengan mereka hanya dipisahkan oleh laut dan daratan yang membentang. Tetapi walaupun kita dipisahkan ruang dan waktu mereka adalah saudara kita.

Dilema Remaja Kini

Di era globalisasi yang penuh keterbukaan ini, banyak sedikitnya telah memberikan pengaruh yang besar dalam pembentukan identitas kepribadian remaja muslim.

Masa remaja yang semestinya menjadi ‘candradimuka’nya para calon generasi pengganti masa sekarang ini berhadapan dengan berbagai persoalan. Diantara problem tersebut ialah hilangnya identitas ‘kebanggaan’ sebagai seorang muslim. Kalo mau jujur, kita coba tanya sebagian generasi kita, lebih kenal Usamah bin Zaid ataukah Spiderman? Lebih kenal Sultan Abdul Hamid II ataukah Che Guevara atau Linkin Park? Itulah realitas remaja kini yang harus menjadi perhatian serius bagi kita.

Remaja muslim di kita telah kehilangan identitas dan ‘izzah’ mereka sebagai seorang muslim. Ada dilema yang menyelimuti mereka. Di satu sisi, mereka adalah muslim. Namun di sisi lain, kehidupan mereka berhadapan dengan kehidupan yang jauh dari nilai-nilai Islam. Gaya hidup Yahudi dan Barat telah mengakar pada diri mereka. Lihat saja fenomena kehidupan remaja kita di sekitar kita. Kehidupan bebas (freedom), hedonis, dan membebek ke barat telah merenggut mereka. Beberapa tingkah laku remaja saat ini diataranya gaya hidup pacaran, pesta hura-hura, konser musik, dan aktivitas lainnya.

Peran Kita Saat ini

Persoalan Palestina adalah persoalan kaum muslim. Palestina bukan saja persoalan bagi bangsa Palestina karena tanah Palestina adalah milik kaum muslim. Israel tidak sedikit pun punya hak untuk merampas sejengkal pun tanah Palestina. Dan tidak layak bagi kita membiarkan Palestina menderita terus menerus. Demikian juga persoalan dilema yang menimpa generasi muda kita adalah persoalan kaum muslim. Semuanya harus mendapat perhatian yang serius dari kaum muslim.

Bila kita pikirkan secara mendalam, maka kita akan temukan bahwa persoalan-persoalan tersebut hanyalah bagian dari sederetan persolan yang menimpa kaum muslim. Ada persoalan mendasar yang mengakibatkan munculnya persoalan tersebut.

Sejak institusi Islam, Khilafah Islam dihancurkan Kemal Pasha, tidak ada lagi yang melindungi kaum muslim. Sejak itu penderitaan bertubi-tubi menimpa kaum muslim. Harga diri dan kemulian ummat lenyap. Para penjajah pun semakin mudah mencengkram kaum muslim. Mereka telah berhasil memecah belah kaum muslim menjadi berbagai bangsa dan negeri yang terpisah dengan ikatan semu, nasionalisme. Pendidikan Islam pun dimarjinalkan, hanya menjadi pelengkap. Sedangkan budaya barat melalui program TV, dibiarkan menembus kamar-kamar generasi muslim. Tidak aneh generasi muslim kehilangan identitasnya.

Lalu bagaiamana kita sekarang? Sudah menjadi kewajiban bagi kita untuk menghentikan persoalan-persoalan tersebut. Saatnya para remaja muslim bangkit. Saatnya pemuda muslim bangun. Open your eye, Open your mind (buka mata kamu, buka pikiran kamu)! Peranan kita dalam perubahan sangat besar sekali. Karena di tangan generasi muda saat inilah, kondisi kehidupan umat di masa depan ini dapat dikendalikan. Tentu kita ingat, “Pemuda hari ini adalah pemimpin di masa depan”. Bila pemuda muslim saat ini lemah, bagaimana akan bisa kebangkitan Islam itu akan kita raih.

Beberapa hal yang musti kita lakukan untuk menjadi generasi pemenang tersebut.

1. kuatkan akidah kita, yakni dengan menguatkan keimanan kita kepada Allah Swt. Bahwa dibalik Alam raya ini ada Allah Swt. Yang telah menciptakan kita. Kita pahami juga bahwa hidup kita itu hanyalah untuk Allah Swt, dan kita pastinya akan kembali kepada Allah Swt untuk mempertanggungjawabkan segala amal hidup kita di dunia.
2. kenali diri kita, bahwa kita adalah muslim. Kita musti bangga sebagai muslim. Peran kita sebagai muslim tentu memiliki peran dan tanggungjawab. Tunjukkan identitas kita di mana saja dan kapan saja sebagai seorang muslim.
3. Memahami islam dengan serius. Tentu rasanya malu bila kita mengaku muslim tapi kita tidak kenal Islam itu sendiri. Karena itulah tidak cukup islam hanya sebagai label bagi kita. Kita harus memahami Islam apa adanya, sebagai sebuah diin, sistem hidup yang komplit. Tidak cukup hanya seputar ritual saja, melainkan dalam segala aspek mulai dari persoalan pergaulan, perekonomian, pendidikan hingga kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
4. Melakukan aktivitas dakwah. Kebobrokan umat saat ini tentu tidak akan berubah kalau kita tidak melakukan dakwah. Dakwah ibarat darah yang mengalir pada tubuh umat. Bagaimana mungkin umat akan sadar tentang Islam bila tidak ada yang mendakwahkan Islam itu sendiri. Karena itu, berdakwah bagi remaja bukanlah hal yang tabu tetapi jawaban sekaligus kewajiban.
5. istiqamah, tawakal dan memohon hanya kepada Allah. Meningkatkan nafisyah Islamiyyah dengan istiqamah, tawakal dan memohon hanya kepada Allah. Semoga pertolongan Allah segera datang.
Demikianlah diantaranya yang musti kita lakukan saat ini. Terakhir kita yakini, bahwa janji Allah itu pasti benar. Insya Allah bila kita menolong agama Allah, Allah pasti akan menolong kita, sehingga kemenagan itu dapat kita rasakan. Tunggu apa lagi!!!

Dan Allah Telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa dia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana dia Telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang Telah diridhai-Nya untuk mereka, dan dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, Maka mereka Itulah orang-orang yang fasik. (QS. An-Nuur [24]: 55)

0 Response to "Islam versus biang teroris dunia"

Posting Komentar

photo2