Hakikat cinta

Saya kembali pulang ke rumahku dan langsung berbaring di atas sebuah
dipan. Namun kenangan lama tetap memenuhi benakku, tentang keindahan
dan kemesraan cinta. Segala akibatnya telah saya perhitungkan dengan
matang. Rugi dan labanya telah saya timbang dengan neraca kejujuran.
Tetapi tinggal satu pertanyaan yang belum terjawab, yang selama ini
mengganggu pikirankun yaitu : apakah hakikat cinta ?

Cinta dan hakikat cinta adalaha dua hal yang berbeda dan terpisah.
Selama ini saya hanya ingin menemukan hakikatnya. Rasanya tidaklah
cukup kalau haya memiliki perasaan cinta. Saya ingin sampai pada
puncak hakikat, apa cinta itu ? Kapan adanya cinta ? Dan apakah di
sana ada hakikat cinta ? Pertanyaan-pertanyaan ini sungguh memusingkan
benakku Membuat saya lemas dan mengantuk. Lalu saya bangkit terhuyung-
huyung dan lampu saya padamkan. Saya tertidur terbawa oleh arus mimpi
entah kemana, saya lupa.

Memang cinta itu ada. Dimana-mana ada cinta. Cinta yang lahir bersamaan
dengan dengan kelahiran manusia itu sendiri. Namun baru sedikit orang
yang mengenal hakikat cinta. Karena cinta itu hanya mau bersarang dalam
hati yang luhur. Dia cinta pada segala-galanya di alam sekitarnya, yang
akan mengantarkan kepada ma'rifat zat yang Maha Agung, Maha Pencipta.
Itulah hakikat cinta.


PINTU

Saat itu pukul satu tengah malam, sekitarku kelam pekat
seolah aku berdiri di depan papan tulis hitam, sehitam
malam. Sebuah kunci rahasia tergemgam di tanganku.
Sebenarnya kunci itu ada pada dada setiap orang. Tetapi
hanya satu kunci yang boleh dipergunakan, namanya kunci
cinta. Kucari nomornya agar pintunya mudah dibuka.

Cinta lebih mudah dicapai dengan perasaan daripada
dengan akal. Oleh sebab itulah saya berusaha mencapai-
nya sebelum dia menghampiriku. Dia ada di dalam setiap
pergaulan kita, meskipu keberadaannya karena dibuat-
buat atau dipaksakan. Dia juga dapat hilang karena
kepura-puraan, karena malu, takut, dan akibat keboho-
ngan.

Sebenarnya kehidupan kita telah diatur oleh suatu
badan organisasi, atau katakanlah seperti sebuah
mesin. Sehingga manusia yang ada di dalamnya kehilangan
perasaan, tidak mengenal dirinya sendiri, dan lupa
kepada fitrah yang suci. Dia akan kesurupan oleh
gumpalan asap yang tebal, terpojok oleh perbadaan
tingkat, serta hangus terbakar oleh persaingan untuk
mengejar keuntungan dan kepentingan pribadi. Hubungan
antara sesama manusia tidaklah murni lagi, bahkan
rasa cinta dan benci bukan lagi pembawaan yang jujur.
Sepertinya ada yang berusaha mengeruhkan kehidupan,
kekeruhan yang tidak pernah kita sadari.

Apa yang kita namakan cinta pada galibnya hanyalah
permainan yang terselubung. Taktik dari rencana yang
dapat pengakibatkan petikaian yang sengit, yang
mengaburkan pikiran dan menimbulkan suara rintihan.
Cinta seperti itulah cinta yang lahir bukan dari
hati yang bersih, cinta yang dibuat-buat, cinta yang
dihiasi kemesraan indah dari luar namun kosong di
dalam.

Dapatkah disebut cinta adegan kemesraan hubungan
jenis yang kita saksikan di tengah jalan, di taman
hiburan terbuka, di jendela rumah, di salon
kecantikan, dan di tempat-tempat etlepon umum ?
Dapatkah disebut cinta bila kemesraan hubungan itu
dijadikan semacam alat permainan suatu pertunjukkan
akrobat ? Itu hanyalah ibarat permainan papan catur
yang memerlukan ketahanan fisik untuk mencapai tujuan.
Suatu kemesraan cinta yang aneh, karen asetiap pribadi
hanya mencari kepuasan dengan mengandalkan kekuatan
dan kemampuannya.

Cinta hanyalah ungkapan lidah yang indah, bila hubungan
rasa antara apa dan siapa yang dicintai itu tidak ada.
Mungkin itu ungkapan yang lahir karena kelemahan, atau
mungkin datang dari rasa keangkuhan, dan boleh jadi
karena terpaksa ibarat rintihan seorang yang sedang
sakit.

Umpamanya seorang yang merasa dirinya lemah, ia mau
mengambil seorang wanita jelek sebagai istrinya. Namun
cinta dapat juga sebagai sasaran pelampiasan kemampuan
dan kebolehan seseorang yang selalu jaga gengsi. tidak
menutup kemungkinan bahwa seorang kekasih berlaku
kasar dan bengis menyiksa kekasihnya, hanya untuk
menunjukkan kekuasaan dan kewibawaannya. Lain dari
itu, mungkin seseorang akan tunduk dibawah telapak
kaki dan mencium sepatukekasihnya dengan penuh kemes-
raan, hanya untuk meminta perhatian. Bahkan adakalanya
cinta hanya merupakan tempat persinggahan dan mencari
ketenangan bagi hati dan pribadi yang sedang lumpuh.
Setiap orang dapat berkata : "Aku cinta kepada wanita
ini. Aku akan tunduk dan patuh kepadanya. Tetapi aku
sial, aku tidak dapat memikirkan hal lain selain dia".
Namun apa yang terjadi ? Ternyata dia tidak mencintai-
nya, pikiran dan perasaannya terlepas dari dia. Semua
itu hayalan belaka.

Adakalanya cinta itu cinta pelarian. Dia lari dari
tanggung jawab, lari dari kebutuhan rumah tanggga,
lari dari kesulitan hidup, bahkan lari yang disengaja.
Cinta seperti itu tidaklah dapat disebut cinta. Itu
hanyalah kasih sayang yang bertiup tanpa arah. Kasih
sayang yang sering menciptakan pertentangan antara
kepentingan pribadi denga kepentingan umum, yang
sering menghalalkan segala cara untuk mencapai maksud
tertentu.

Di layar perak kita dapat menyaksikan suatu adegan
cinta yang aneh. Namun di rumah, di tempat kerja,
da di sekolahpun kita sering menyaksikan adegan cinta
yang lebih aneh dari itu. Kita melihat seorang wanita
yang mengejar-ngejar seorang pria. Wanita itu membujuk,
merayu, berlutut di bawah telapak kakinya, mencium
tangannya, meratap dan menangis minta dikasihani,
bahkan dia sampai pingsan tak sadarkan diri. Dia
mengejar dan terus mengejar sampai tujuannya tercapai,
yaitu perkawinan. Sekarang coba bayangkan, apa akibat
dari perkawinan semacam ini ? Perkawinan itu ternyata
tidak mendatangkan kebahagiaan,malahan penderitaan.
Dia memaksa segala seleranya untuk dipenuhi, permin-
taannya datang susul menyusul, segala kepentingannya
harus dijamin. Dia berlaku tak ubahnya seseorang yang
minta ganti rugi selama mengejar, menangis, mencium
kaki dan tangannya. Apakah anda tahu sebabnya ? Rahasia
apa yang tersembunyi dibalik tagisannya itu ? Ternyata
masa remajanya penuh denga goresan hitam. Hidup telah
diobrak-abrik sendiri. Dan kini dia telah ternoda.
Apakah hal semacam ini patut disebut cinta ? Tidak!
Dia gila. Dia adalah mangsa dari kebebasan yang
terkutuk. Kebebasan yang telah merusak dan meracuni
kehidupan generasi muda sekarang ini. Pria itu ternyata
lengah juga. Dia tidak memperhitungkan akibat rayuan
dan bujukan. Sekarang pria itu tidak tahu lagi apa yang
harus diperbuatnya. Yang dulu kedua tangannya bersih
dari segala ikatan, kini tangannya mulai menggaruk dan
menggaruk lagi.

Contoh lain dari kesintingan itu ialah para pria dan
wanita yang mempunyai watak dan sifat yang sama keras.
Mereka pendiam, pantang tersinggung. Bila ada hal yang
tidak disenangi ataupun yang disenangi, hanya tampak
ekspresi pada raut wajahnya. Mereka tidak ingin saling
membantah atau kesenangannya diganggu. Watak dan sifat
ini sering kita lihat pada sepasang remaja yan sedang
bercinta. Kelihatannya mereka berkasih sayang, namun
diantara mereka tidak ada sifat keterbukaan. Bila
mereka terlibat dalam suatu percakapan, mereka saling
menundukkan kepala. Mereka tidak pernah mengungkapkan
masalah pribadi yang terpendam dalam hati masing-masing.

Cinta demikian itu ibarat bayi prematur, mati sebelum
lahir. Hancur karena peeristiwa yang datang tak terduga.
Yaitu tuntutan perkawinan yang dipaksakan akibat dari
cinta yang samar-samar dan terlanjur pada hal-hal yang
tidak diinginkan. Inilah potret dari cinta yang gagal
dan perkawinan yang berantakan.

Dapatkah ini disebut cinta ? Tidak! Karena itu cinta
yang diragukan, cinta yang tidak mengandung kepercayaan
dan keterbukaan, cinta pengecut, cinta yang membosankan.
Cinta yang demikian hanya sekedar untuk mempertahankan
gengsi sesat dan terkutuk, cinta yang dapat merusak
kehidupan masyarakat, karena kedua orang yang sedang
bercinta dapat terjerumus ke dalam lembah kehinaan dan
penderitaan.

Sebagai contoh ketiga dari cinta yang gagal adalah
cinta yang ditambal dengan bujukan dan perasaan
berpura-pura. Dia larut dalam kesenangan dan keasyikan
aneka macam keindahan, yang tanpa disadarinya telah
menguras segenap kemampuannya. Sesungguhnya cinta yang
semacam ini akan pudar bila telah sampai pada batasnya.
Kecantikan dan keperkasaan akan runtuh, bagai kembang
yang semakin layu, kemudian kering, keharumannya hilang
lalu gugur tiada berharga. Bila semua ini telah
terjadi, maka lenyaplah segala harapan, yang tertinggal
hanyalah penderitaan dan menunggu belas kasihan orang
lain.

Demikian beberapa contoh sifat cinta yang ada dalam
pergaulan pemuda sekarang ini. Mungkin banyak orang
merasa jemu dan lelah mencari hakekat cinta, karena
selama ini dia belum bersua. Andaikata bersua mungkin
dia akan kecewa, karena keadaannya sangat memprihatin-
kan, penuh luka bekas terbakar. Bila anda bertemu
dengan rahasia cinta itu dan mengetahui obatnya,
kemudian anda hadirkan dalam pergaulan, masih akan
ada pertanyaan dalam diri anda : Dimanakah sebenarnya
hakikat cinta itu? Dan apakah hakikat cinta itu?

Jawaban pertanyaan anda itu ada pada anak kunci yang
aku pegang sekarang ini. Selama ini anak kunci itu
kupegang untuk membuka pintu rahasia hakikat cinta.

0 Response to "Hakikat cinta"

Posting Komentar

photo2