REMAJA INSTANT

Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Masa ini biasanya dimulai pada saat seseorang mencapai kamatangan seksual dan diakhiri pada saat ia mencapai kedewasaan.
Lamanya masa peralihan ini ditentukan berbeda-beda oleh para ahli, tergantung dari sudut pandang mereka masing-masing. Sebagai contoh, Y. Singgih D. Gunarsa & Singgih D . Gunarsa membatasi masa remaja pada usia: 12-22 tahun. Menurut mereka, masa remaja yang cukup panjang ini masih dapat dibagi lagi dalam 3 tahap, yaitu: (1) masa persiapan fisik, antara umur 11-15 tahun, (2) masa persiapan diri, antara umur 15-18 tahun, dan (3) masa persiapan dewasa, antara umur 18-21 tahun.
Pada masa persiapan fisik, yang paling menyolok pada diri remaja adalah perubahan fisik yang sedang dialaminya. Pada saat remaja memasuki masa persiapan diri, pada umumnya kematangan tubuh dan kedewasaan seksual sudah tercapai. Pada masa ini ia sedang menyiapkan diri menuju pembentukan pribadi yang dewasa. Pada masa persiapan dewasa, remaja diharapkan sudah mencapai status kedewasaan dalam lingkungan keluarga. Pada masa ini ia harus menyiapkan masa depan, peran dan penempatan dirinya dalam masyarakat.
Perubahan sosial
Pada masa remaja, seseorang memasuki status sosial yang baru. Ia dianggap bukan lagi anak-anak. Karena pada masa remaja terjadi perubahan fisik yang sangat cepat sehingga menyerupai orang dewasa, maka seorang remaja juga sering diharapkan bersikap dan bertingkahlaku seperti orang dewasa. Pada masa remaja, seseorang cenderung untuk meng-gabungkan diri dalam 'kelompok teman sebaya'. Kelompok so-sial yang baru ini merupakan tempat yang aman bagi remaja. Pengaruh kelompok ini bagi kehidupan mereka juga sangat kuat, bahkan seringkali melebihi pengaruh keluarga. Menu-rut Y. Singgih D. Gunarsa & Singgih D. Gunarsa, kelompok remaja bersifat positif dalam hal memberikan kesempatan yang luas bagi remaja untuk melatih cara mereka bersikap, bertingkahlaku dan melakukan hubungan sosial. Namun kelompok ini juga dapat bersifat negatif bila ikatan antar mereka menjadi sangat kuat sehingga kelakuan mereka menjadi "overacting' dan energi mereka disalurkan ke tujuan yang bersifat merusak
Televisi penjual mimpi
Tayangan televisi yang setiap hari muncul di televisi kian hari kian bervariasi. Diantara banyak acata TV buat remaja, kayaknya sinetron dan reality show yang paling banyak digandrungi. Secara psikologis mayoritas remaja memang doyan melotin tontonan yang bercerita seputar liku-liku kehidupan mereka yang penuh warna.
Disadari atau tidak, sisi negatif dari hiburan remaja yang menjual mimpi telah menbidani lahirnya remaja “instant”. Hal ini diungkapkan oleh Inna Mutmainnah (Bulletin remaja Islam, 05/05/03). Beliau mengingatkan, gencarnya sinetron remaja yang berkiblat pada gaya hidup barat akan membentuk pola sikap dan pola pikir remaja yang serba cepat (instant).
Remaja Instant pada prespektif komunikasi
Minat seorang remaja tentu tidak sama, tergantung dari banyak faktor, baik internal maupun eksternal. Namun menurut Susanto, minat yang paling penting dan paling universal bagi remaja masa kini dapat digolongkan dalam tujuh kategori, yaitu minat rekreasi, minat sosial, minat pribadi, minat pada pendidikan, minat pada pekerjaan, minat pada agama dan minat pada simbol status.
Beberapa minat rekreasi yang terdapat dalam diri remaja adalah: bermain dan berolah-raga, bersantai dan mengobrol dengan teman-teman, bepergian, melakukan suatu hobi, berdansa, membaca, menonton film dan televisi, mendengarkan radio, kaset dan CD, serta melamun dikala mereka bosan atau kesepian.
Tentang minat sosial remaja, hal ini dipengaruhi oleh ke-sempatan yang dimiliki remaja dan kepopulerannya dalam kelompok. Kritik dan usulan pembaruan, walaupun seringkali kurang bersifat konstruktif dan tidak praktis, adalah merupakan salah satu contoh dari perwujudan minat tersebut.
Minat pribadi merupakan minat yang terkuat di kalangan remaja. Contoh dari minat ini adalah minat pada penampilan diri, pada pakaian, pada prestasi, pada kemandirian dan pada uang.
Mengapa remaja kita terjebak dalam hedonisme? Sebagaimana fenomena-fenomena social lainnya, tidak ada penyebab tunggal yang menciptakan kecendrungan itu. Kita bisa menyebutnya beberapa sumber: film-film (seri) TV dan tekenovela yang sering menaarkan gaya hidup permisif, yang kemudian ditiru remaja kita yang tengah mencari identitas diri; struktur masyarakat yang timpang: kesenjangan sosial, sulitnya memperoleh pandidikan yang bermutu dan murah, sulitnya mencari kerja, dan mencari nafkah; kurangya pendidikan agama dalam keluarga; langkahnya pemimpin yang bias dijadakan panutan; dan mungkin kurang disadari adalah sifat bawaan mereka (dan kita semua) yaitu sifat krocojiwa dihadapan bangsa-bangsa barat yang kita kagumi dan gemar meniru sikap, perilaku dan penampilan mereka.
Peniruan terhadap Barat ini dapat kita lihat, mulai dari penggunaan nama pribadi yang berbau barat, penggunaan aksesoris-aksesoris remaja barat,pakaian yang mengumbar aurat mulai dari buati ke sekwilda, hingga perayaan-perayaan remaja barat seperti valentine, hallowen, dll. Mungkin peniruan yang berkiblat ke negar barat dikarenakan kita adalah suatu bangsa yang pernah dijajah oleh bangsa Barat, sehingga kita merasa rendah di hadapan bangsa Barat, dan kita pun secara sadar atau tidak menginginkan life style seperti penjajah Negara kita. Padahal dari segi budaya, kebudayaan kita sangat berbeda dari mereka, kita yang berkepribadian Timur mempunyai pandangan hidup yang mementingkan kehidupan kerohanian,mistik, pikiran prelogis, sedangkan Barat mempunyai pandangan hidup yang memntingkan kehidupan material, pikiran logis . Jadi apakah ini pula yang mengakibatkan remaja kita berkiblat ke barat, dikarenakan lebih menyukai ciri kepribadian Barat?

0 Response to "REMAJA INSTANT"

Posting Komentar

photo2