peRsahabAtaN y9 MenyAkitkAn

Persahabatab Yang Menyakitkan

Pukul lima, jamku berbunyi akupun bangun dan segera siap-siap untuk pergi ke sekolah. Dengan banyak kabut yang berterbangan, akupun terus mengayuh sepedaku untuk sampai di Sekolah. Sampai di sekolah, aku disambut dengan senyuman sahabat-sahabatku yang membuat pagi ini menjadi lebih indah. Kami duduk-duduk bareng di depan kelas sambil cerita-cerita. Tak lama kemudian, teng … teng … teng … bel berbunyi dan semua murid-murid masuk kelas masing-masing. Suasana kelas menjadi renggang, tidak seperti biasanya Bu Linda, guru Matematika telah datang. Wajah anak-anak pada tegang karena mau ada ulangan Matematika. Kertas soal pun dibagikan tak lama kemudian seorang cewek bernama Dian, dia ketahuan mencontek dan akhirnya dia dikeluarkan dari kelas. Dengan wajah yang murung, dia pun meninggalkan kelas. Tepat pukul 09.30, teng … teng … teng … jam istirahat berbunyi. Silvi nyamperin Dian yang duduk seorang diri. Dia mengajak Dian ke Kantin. Tapi Dian menolak ajakan Silvi. Reno, Raffi, Reza tiba-tiba nongol. Mereka mengajak Silvi dan Dian ke Kantin. Tapi, tetap saja Dian lagi-lagi menolak ajakan mereka. Dian masih murung dengan kejadian saat ulangan Matematika tadi. “Udahlah, jangan murung terus, nanti cantiknya hilang lho, hehe….”, kata Reza sambil bercanda. Akhirnya Dian pun bisa tersenyum dan mereka ke Kantin bareng. Tiba-tiba, mereka berpapasan dengan leni. Dengan wajah sinis, Leni ,melirik mereka. “ Ngapain loe ngliyat-ngliyat,” Silvi nanya ke Leni. Tapi Leni tak peduli dengan omongan Silvi dan Leni meninggalkan kantin dengan lima temannya. Silvi langsung ngomel, “Dasar, ditanya tapi gak mau jawab.” “Biarin, memang si Leni kan sukanya begitu, nyebelin, hehe” Kata Reno sambil ketawa. Mereka pun langsung mencari tempat duduk dan memesan makanan. 10 menit kemudian, pesanan mereka datang. Dan dimakanlah makanan itu dengan cerita. Cerita 09.30 jam istirahat selesai, semuanya masuk kelas masing-masing.
Tiba-tiba ada sindiran yang tidak enak. Leni menyindir Dian karena dia habis dikeluarin dari kelas saat jam pelajaran. Tapi, Dian tak menaggapi sindiran itu, Dian hanya melirik ke Leni, itu pun cuma sebentar. Dian terus melanjutkan cerita dengan teman-temannya. Lalu pak Dika datang dan menyuruh mengerjakan soal-soal Fisika. Pukul 13.00, teng.....teng…..teng…..jam pelajaran berakhir. Dian, Silvi, Reza, Raffi dan Reno janjian untuk jalan-jalan ke Malluntuk shopping dan mencari buku biologi. Jam 15.00 mereka semua sudah ngumpul dirumahnya Silvi dan berangkat bareng. Sampai di Mall, mereka semua pada shopping, ada yang beli baju, tas, sepatu, asesories. Setelah itu mereka ke toko buku.
Lagi-lagi mereka bertemu dengan Leni dan lima temannya. Silvi dan Dian pun langsung masang muka tidak enak. Leni bilang, “Loe lagi, loe lagi……….gak di sekolah, gak di Mall, pasti ketemu sama kalian semua,” Silvi dan Dian tambah sebel banget ngelihat Leni dan ke lima temannya.” Jangan-jangan loe naksir ya……diantara kita bertiga, “Kata Raffi dan Leni sambil senyum-senyum. Wajah Leni langsung sebel, malu dengan omongan Raffi yang barusan. Leni dan lima temannya pergi meninggalkan toko buku. Silvi dan teman-temannya melanjutkan mencari buku yang dicarinya. Dan setelah dapat bukunya, merelka langsung pulang karena capek.
Pagi sekali, mereka berlima berangkat sekolah bareng karena ada olahraga pagi. Sebelum olahraga dimulai, Raffi menyapa Leni dan sambil bercanda dia ngomong sama leni soal yang kemarin di Mal. Dia masih tetep Tanya sama Leni, apakah Leni suka diantara kami bertiga (Raffi, Reno, Reza). Wajah Leni langsung merah. Teman-teman sekelas mendengarnyadan langsung mengejek, menanyai Leni. Leni langsung meninggalkan kelas.
Sehabis olahraga, Leni dengan lima temannya ke kantin. Dan di kantin seperti biasa, bertemu dengan Silvi dan empat temannya. Raffi bilang lagi sama Leni, “Hayoo……ketahuan lagi niii, hehe, “Leni cuma menunjukkan wajah kesal dan tidak ngomong apa-apa dan langsung pergi. Bel masuk pun bunyi, semuanya masuk kelas dan pelajaran dilanjutkan kembali. Pukul 13.00 jam pelajaran berakhir. Semuanya pada pulang dan Leni sedirian menunggu jemputan sambil berdiri. “Waduh-waduh………kasian niii, nona Leni nungguin jemputan sendiri, Raffi tu lo nona Leni butuh teman, “Kata Dian. Leni langsung memalingkan muka. “Duuuu……..pakek malu segala, jaim amat sih nona Leni, “Kata Reza. Dan Silvi dengan empat temannya akhirnya pulang dan Leni masih juga menunggu jemputan.
Malam, sebelum tidur tiba-tiba Leni ingat sama Raffi. Wajah Raffi selalu muncul dalam bayangannya. Dia merasa gelisah. “Apakah ini rasanya suka, “kata Leni, sambil dia menatap boneka kesayangannya. Tak lama kemudian, Leni tersadar dari khayalannya tak mungkin banget aku suka sama si Raffi, tapi aku ingat terus sama Raffi. Sampai tengah malam pun dia tidak bisa tidur dan terus terbayang-bayang wajahnya Raffi. Dan akhirnya Leni pun bisa tidur dengan nyenyak.
Pukul lima, alarmku berbunyi, akupun bangun dan siap-siap berangkat sekolah. Leni bertemu dengan Raffi, tapi tiba-tiba Leni merasa deg-degan, tidak seperti biasanya. Leni gugup kalau diajak ngomong sama Raffi. Dia langsung salah tingkah. Salah satu temannya Leni bertanya sama Leni, tentang apa Leni suka sama Raffi soalnya dia merasa kalau akhir-akhir ini sikap Leni berubah. Awalnya Leni tidak mengaku, tapi lama-lama dia mengaku sama temannya dan temannya sangat kaget. “Haaaaa………Apa Len, loe suka sama Raffi, gue gak salah denger kan?, ”Kata Sinta temennya Leni. Leni ngomong kalau itu tidak bercanda, dia beneran suka sama Raffi tapi temen-temennya tidak percaya.
Leni minta bantuan sama teman-temannya agar dia bisa jadian sama Raffi, tapi temannya malah kaget ngedenger permintaan Leni. Tapi temannya mau membantu Leni untuk jadian sama Raffi. Raffi dan Silvi bercanda bareng, Dian, Reza, dan Reno ke Perpustakaan. Leni ngelihat Raffi dan Silvi yang sedang asyik bercanda dan dia merasa cemburu dengan Silvi. “Fi, kayaknya ada yang ngelihatin kita deh, “kata Silvi. Tapi Raffi tetap asyik bercerita dan tidak sengaja Raffi ngeliat Leni. Dan Leni langsung menundukkan mukanya. Raffi sempat kaget saat Leni ngelihat dia, karena tatapan matanya tidak seperti biasanya. Silvi ngomong, “mungkin dia suka kamu. “Tapi Raffi tidak peduli, malah dia nanggapinya sambil bercanda.
Beberapa hari setelah itu, Raffi mendengar gossip, kalau Leni suka sama dia. Raffi benar-benar kaget ngedenger gossip ini. Dia juga tudak percaya, tapi kata Reno beneran kalau Leni suka sama Raffi. Raffi pun nganggap Cuma biasa. Jam 1 istirahat berbunyi, Silvi dan Raffi ke Kantin. Dian, Reza dan Reno Cuma nitip makanan ke Silvi dan Raffi. Leni tahu mereka jalan bareng. Leni merasa cemburu dan wajahnya langsung murung. Dia berfikir kalau Silvi dan Raffi saling suka, bukan sekedar sahabat tapi sebagai pacar. Leni nyamperin mereka berdua. “Waduh…….asyik nii makan ke kantin Cuma berdua, lainnya pada kemana nii, “Kata Leni sewot. Silvi langsung pasang wajah sebel, kesal dan kata Silvi, “Dooo…….ceritanya cemburu nii nona Leni sama gue, Duuu……kasian banget sih. “Raffi Cuma tersenyum ngedenger omongan mereka.
Waktu pelajaran Sosiologi, gurunya tidak ada. Dan Silvi dengan temennya bercerita, biasa pada curhat. Leni langsung ngelihatin mereka dengan wajah sebal. Silvi dan temannya malah berencana membuat Leni cemburu, mereka pengen tahu apa bener Leni suka sama Raffi. Dan ternyata beneran. Tapi Raffi Cuma nganggap biasa karena dia tidak suka sama Leni.
Bel pergantian jam berbunyi, guru Biologi pun telah datang dan memberi tugas. Bu Elly Cuma meminjami dua buku paket untuk mengerjakan soal dan disuruh bergantian antar kelompok. Bu Elly meninggalkan kelas karena ada rapat. Waktu Silvi mau pinjem buku di Leni, tiba-tiba Leni bentak Silvi. Raffi langsung bela Silvi, “Apa-apa’an loe Len, bentak-bentak Silvi segala, gantian dong bukunya, “Leni langsung marah banget sama Silvi, cemburu ngelihat Silvi dibela oleh Raffi. Dan Leni langsung keluar kelas. Buku diambil Silvi dan dikerjakan tugas itu dengan kelompoknya. Reno kasian ngeliat Leni dibentak oleh orang yang disukai tapi Raffi tetap membela Silvi, dia gak terima sahabatnya dibentak-bentak hanya gara-gara masalah sepele. 
Satu minggu setelah itu, persahabatan Silvi dan ke empat temannya ada masalah. Hampir saja persahabatan itu hancur. Mereka berlima di buat salah paham oleh Leni. Reno, Raffi dan Dian mengira kalau Silvi bersahabat dengan mereka Cuma gara-gara ingin tenar seperti mereka. Tapi Reza ngotot, kalau Silvi tidak seperti itu. Mereka bertiga juga mengira kalau Silvi dan Reza telah jadian. Mereka berlima sudah berjanji tidak boleh ada yang jadian diantara kita. Tapi, mereka tidak percaya dengan semua itu.
Leni senang ngelihat persahabatan mereka hancur, terutama Raffi dan Silvi saling benci. Reza dan Silvi menjelaskan pada Reno, Raffi dan Dian. Tapi lagi-lagi mereka tak percaya. Bahkan Raffi ngomong, “Kalian tega sama kita, kalian menusuk kita dari belakang, gue tak menduga kalian akan seperti ini sama kita. “Silvi langsung nangis ngedenger omongan Raffi. “Kalian udah salah paham, “kata Silvi. Mereka bertiga tetap saja tidak percaya, mereka merasa dihianati oleh sahabat yang sangat disayanginya. Mereka membuat persahabatan ini hancur hanya dengan pacaran. Reno, Raffi dan Dian meninggalkan mereka berdua. Leni ngeliat kejadian ini dan dia sangat senang sekali, dia juga tidak merasa cemburu lagi. 
Sampai dua minggu, masalah ini tidak selesai-selesai, bahkan ada gossip-gossip lagi. Silvi dan Reza nyamperin Reno, Raffi dan Dian. Tapi, mereka bertiga malah nyuekin, tidak peduli. Saat Dian duduk sendiri ditaman sekolah, Silvi datang. Dia mencoba menjelaskan, Dian tak peduli dengan penjelasan Silvi malah menampar Silvi. “Plak………gue, udah gak percaya lagi sama loe. Loe tega ngehianatin gue, loe emang sahabat yang bener-bener jahat…….jahat……jahat…….., “kata Dian.
Badan Silvi langsung lemas dan dia langsung nangis. “Gue gak butuh air mat aloe, hapus tu air mata, percuma………., ”kata Dian. Dian langsung meninggalkan Silvi dan Silvi menarik tangan Dian, “lepasin tangan gue, “kata Dian. Dengan terpaksa Silvi melepaskan tangan Dian. Silvi terdiam dengan badannya yang lemas dan air matanya terus menetes.
Sore, jam 15.00, Silvi dan Reza kerumahnya Dian karena Dian, Reno dan Raffi sedang kumpul-kumpul bareng. Kedatangan Silvi dan Reza disambut dengan wajah sinis. Mereka mencoba menjelaskan lagi, tapi percuma, hasilnya juga tidak ada. Dian malah menbentak Silvi, “pergi loe dari sini, loe udah ngehiyanatin kita, loe ngecewain kita, mana janji loe. “Silvi langsung meneteskan air mata. “Sekarang kalian berdua sudah tidak lagi menjadi sahabat kita, kalian terlalu jahat buat kita, “kata Raffi. Silvi dan Reza terus menjelaskan dan meminta maaf, tapi tidak ada hasilnya dan akhirnya mereka pergi dari rumah Dian.
Semenjak itu, persahabatan mereka itu telah hancur hanya karena kesalahpahaman. Silvi dan Reza tambah merasa sedih banget karena persahabatan yang mereka buat dari kecil, hancur karena salah paham dan itu sangat menyakitkan bagi mereka.


_ ooOOoo_

0 Response to "peRsahabAtaN y9 MenyAkitkAn"

Posting Komentar

photo2